Kriteria Dan Faktor Risiko Pada Sindroma Metabolik Pada Baseline Vs Follow up 6 Tahun: Studi Kohor Faktor Risiko PTM 2018

Ratih Oemiati

Abstrak

Data epidemiologi menyebutkan bahwa prevalensi sindrom metabolik di dunia adalah 20-25%. Prevalensi sindrom metabolik pada populasi dewasa yang terjadi di Eropa saat ini dilaporkan sekitar 15%, di Korea Selatan 14,2%, di Amerika menyebutkan 24 %. Sementara di Indonesia sebanyak 23,34 % dari total populasi mengalami sindrom metabolik, 26,2% pada laki-laki dan 21,4% perempuan. Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil Sindroma Metabolik selama baseline dan SM setelah diikuti selama 6 tahun. Sampel diambil dari sumber data skrining responden tahun 2011 dan 2012 saat baseline (N=4665) dan telah dilakukan pemantauan selama enam tahun dan pemeriksaan evaluasi tahun 2018 data yang lengkap bisa dianalisis menjadi N=2229. Variabel yang dianalisis adalah data sosiodemografi, indikator sindroma metabolik dan faktor risiko.   Analisis menggunakan persentase frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan insiden SM tahun 2018 sebanyak 151 orang atau 19,2 per 1.000 person years. Terjadi penurunan sekitar 10% pada kelompok umur muda dan kenaikan pada kelompok umur tua >55 tahun sebesar 3%. Status ekonomi antara baseline dan follow up 6 tahun tidak banyak berubah. Terjadi peningkatan kategori obesitas pada IMT dan obesitas sentral pada lingkar perut juga terjadi saat follow up 6 tahun masing-masing sebesar 13% dan 26,6%. Hasil trigliserida mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dan kolesterol total meningkat 20% dibandingkat saat baseline. Untuk riwayat DM pada responden SM terjadi peningkatan hampir 2 kali lipat dibandingkan baseline. Ada peningkatan aktivitas fisik untuk kategori cukup antara saat awal dan saat 6 th. Namun berdasarkan indeks Brinkman ternyata perokok berat naik hampir 3 kali lipat dibandingkan saat baseline.