Hubungan Paritas, Anemia dan Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Cilegon Provinsi Banten

Aisyiah Aisyiah, Rosmawaty Lubis, Siti Kurnia

  • Aisyiah Aisyiah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
  • Rosmawaty Lubis Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
  • Siti Kurnia RSUD Cilegon, Banten
Kata Kunci: Asfiksia Neonatorum, paritas, anemia, ketuban pecah dini

Abstrak

Kejadian asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir. Kejadian asfiksia neonatorum masih menjadi masalah serius di Indonesia. Data yang didapat dari RSUD Cilegon tahun 2014 menunjukan angka kelahiran 1.197, bayi lahir dengan asfiksia neonatorum sebanyak 234 (12,31%) dan meninggal sebelum usia 7 hari sebanyak 59 (77,94/1000) dan bayi meninggal dengan asfiksia neonatorum sebanyak 20 bayi (34%). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara paritas, anemia dan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir di RSUD Cilegon Provinsi Banten. Desain yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara case control study. Sampel penelitian yaitu sebanyak 92 responden. Dari hasil analisis data diperoleh p value paritas = 0,002, p value anemia = 0,007, dan p value ketuban pecah dini = 0,000, dimana semua nilai p value < α. Kesimpulannya bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara paritas, anemia, dan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir di RSUD Cilegon Provinsi Banten. Disarankan pada pengambil keputusan RSUD Cilegon memberikan kesempatan pada petugas RSUD Cilegon mengikuti pelatihan berkelanjutan tentang manajemen asphyxia neonatorum pada bayi baru lahir.

Diterbitkan
2016-07-07