Asuhan Keperawatan Klien yang Mengalami Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif dengan Tuberkulosis Paru di RSAU dr. Esnawan Antariksa Jakarta Timur

Marzuki Marzuki, Evi Vestabilivy

  • Marzuki Marzuki STIKES Persada Husada Indonesia
  • Evi Vestabilivy STIKES Persada Husada Indonesia
Kata Kunci: Tuberculosis Paru, Asuhan Keperawatan, Batuk Efektif

Abstrak

Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru, disebabkan oleh mycobacterium tuberculosa. Hasil penelitian pada tahun 2016 jumlah penderita penyakit tuberculosis paru sebanyak 233 penderita dan pada tahun 2017 terjadi peningkatan penderita tuberculosis paru sebesar 267 orang. Studi kasus ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pelaksanakan asuhan keperawatan klien yang mengalami bersihan jalan nafas tidak efektif dengan tubercolusis paru di RSAU dr. Esnawan Antariksa Jakarta Timur. Penelitian telah dilaksanakan di ruang Merpati dan Garuda pada bulan Maret – April 2018 pada kedua pasien selama 3 hari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskritif pendekatan studi kasus dengan intervensi yaitu mengajarkan batuk efektif. Partisipan dalam studi kasus ini adalah dua orang klien, dua orang anggota keluarga klien, dan dua orang perawat ruangan. Pada tahap pengkajian didapatkan data subjektif pada kedua klien sama-sama mengeluh batuk berdahak lebih dari 2 minggu. Data objektif kedua klien tampak batuk, batuk disertai dengan sputum berwarna kuning. Diagnosa keperawatan prioritas utama pada kedua klien tuberculosis paru adalah bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret. Pada tahap perencanaan diagnosa prioritas masalah ditetapkan rencana tindakan keperawatan yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil. Berdasarkan diagnosa keperawatan diatas tindakan keperawatan yang dilakukan adalah mengajarkan batuk efektif dengan frekuensi setiap 2 jam dilakukan selama 3 hari. Evaluasi masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret teratasi ditandai dengan batuk sudah berkurang. Klien tampak bisa mengeluarkan sputum, suara nafas vesikuler, frekuensi pernafasan 20 kali/menit sehingga intervensi dihentikan. Kesimpulan tidak ada kesenjangan antara teori dan fakta yang didapat pada asuhan keperawatan pada klien yang mengalami bersihan jalan nafas tidak efektif dengan tuberculosis paru di RSAU dr. Esnawan Antraiksa Jakarta.

Diterbitkan
2020-07-15

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##

1 2 > >>