Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Pengendalian Penyakit Tidak Menular Dukungan Corporate Social Responsibility (CSR) di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi: Studi Agen Perubahan

Rustika, Sariah

  • Rustika Rustika Puslitbang Humaniora dan SDM Kesehatan Balitbangkes
  • Sariah Sariah STIKES Persada Husada Indonesia
Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Agen Perubahan, CSR

Abstrak

Jumlah kasus hipertensi di Puskesmas Cicurug Kabupaten Sukabumi sebesar 40%, dengan faktor risiko yang terlaporkan kebiasaan merokok, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebesar 70%. Pengendalian penyakit tidak menular dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat dengan pemicuan agen perubahan (agent of change). Tujuan penelitian untuk menerapkan program pemberdayaan masyarakat dalam Pengendalian Penyakit Tidak Menular Berbasis Masyarakat (P2PTM) melalui agen perubahan.Kegiatan tersebut terselenggara atas dukungan  Corporate Social Responsibility (CSR) yang ada di Kabupaten Sukabumi. Metode penelitian adalah riset operasional yang dilaksanakan dengan program CSR dalam pemberdayaan masyarakat. Tempat kegiatan di Desa Nyangkowek (intervensi pemicuan P2TMBM,) dan Desa Purwasari (kontrol). Penelitian ini dilakukan di bulan Februari- Oktober2015. Terpilih 20 agen perubahan dari masing-masing desa. Cara pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemicuan pada AOC  telah berhasil meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku agent of change dalam pengendalian penyakit tidak menular  serta mereka menjadi promotor dalam pengendalian faktor risiko PTM baik untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat sekitarnya. Pemberdayaaan masyarakat melalui pemicuan, pemilihan calon ‘agen perubahan’ serta dukungan CSR merupakan kunci keberhasilan program. Program CSR di Kecamatan Cicurug mampu mengembangkan pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian faktor risiko PTM. Untuk keberlanjutan program pemberdaayan masyarakat dengan model pemicuan P2TMBM, diharapkan dinas kesehatan dan puskesmas dapat menjadi fasilitator dalam pembentukan ‘agen perubahan’ berikutnya, dalam upaya pengendalian perilaku merokok, pola makan dan aktifitas fisik dengan  pendampingan oleh CSR.

Diterbitkan
2020-10-15

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##

1 2 > >>