Asuhan Keperawatan pada Tn. R dan Tn. M yang Mengalami Penurunan Curah Jantung dengan Gagal Jantung Kongestif di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi

Selva Anggraeni, Evi Vestabilivy, Mohammad Fatkhurrohman

  • Selva Anggraeni STIKES Persada Husada Indonesia
  • Evi Vestabilivy STIKES Persada Husada Indonesia
  • Mohammad Fatkhurrohman STIKES Persada Husada Indonesia
Kata Kunci: Gagal jantung kongestif, Penurunan curah jantung, Pengaturan posisi semi fowler

Abstrak

Gagal jantung kongestif diartikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen sehingga metabolisme mengalami penurunan. Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2018 estimasi jumlah penderita gagal jantung yaitu sebanyak 1,5% atau sekitar 29.550 orang Sedangkan pada tahun 2013 yakni 0,5%, hal ini menunjukan adanya peningkatan jumlah penderita gagal jantung di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Gagal Jantung Kongestif di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi. Penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah kualitatif deskriptif pendekatan studi kasus dengan intervensi. Partisipan dalam kasus ini adalah pasien di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi. Karakteristik pasien yang menjadi subjek penelitian ini adalah pasien yang telah didiagnosis gagal jantung kongestif dan memiliki masalah keperawatan yang sama, yaitu penurunan curah jantung. Hasil pengkajian menunjukkan keluhan sesak, batuk, mudah lelah saat beraktivitas, adanya edema, sulit b.a.b serta mengeluh sulit tidur. Berdasarkan data tersebut ditemukan 6 diagnosis pada Tn. R dan 5 diagnosis pada Tn. M, 5 diantaranya memiliki kesamaan, yaitu penurunan curah jantung, pola nafas tidak efektif, hipervolemia, intoleransi aktivitas dan konstipasi. Diagnosa lain adalah gangguan pola tidur.

Perencanaan utama yang dilakukan pada kedua pasien adalah pemantauan tanda-tanda vital, memonitor saturasi oksigen, serta pembatasan cairan. Tindakan keperawatan utama yang dilakukan pada kedua pasien adalah pengaturan posisi semi fowler. Evaluasi yang di dapat setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam adalah penurunan curah jantung belum teratasi karena kedua pasien masih sama-sama mengeluh mudah lelah. 

Diterbitkan
2024-02-15

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##

1 2 > >>