Determinan Aklimatisasi Tubuh Pada Jemaah Haji Indonesia

Elwindra

Abstrak

Aktivitas  yang dilakukan  jemaah haji setiap hari  dari pagi sampai sore hari  hari udara. Pada siang hari panas amat terik yang terjadi tepat menjelang shalat  Dzuhur sampai Ashar berpotensi membuat jemaah Indonesia yang terbiasa mengalami suhu tropis dengan panas maksimal 34 derajat Celsius, terancam mengalami dehidrasi yang berujung pada heat stroke atau serangan panas. Paparan panas selama berjam-jam mengganggu sistem keseimbangan tubuh, dimana tubuh mengeluarkan keringat sebagai mekanisme kompensasi. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan aklimatisasi akibat tekanan panas pada jemaah haji Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data Penelitian Pelayanan Kesehatan Haji. Analisis  lanjut dilakukan pada tahun 2020. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan jenis penelitian observasional. Penelitian dilaksanakan di Arab Saudi pada saat pelaksanaan ibadah haji.  Populasi penelitian ini adalah seluruh jemaah haji Indonesia tahun 2015 yang berada di Arab Saudi pada saat penelitian berlangsung. Sampel penelitian adalah lima KBIH. Penarikan sampel menggunakan metode purposive. Pengambilan data dan informasi dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden sejumlah 300 responden. Analisa data dilakukan secara deskriptif. Karakteristik responden penelitian didominasi laki-laki (53%), proporsi tingkat pendidikan lulusan SLTP dan SLTA sebesar 85%, status perkawinan menunjukkan terbanyak menikah sebesar 85%. Secara umum pola konsumsi makanan buah dan sayur sudah cukup, namum untuk minum jemaah masih kurang mengingat suhu di Arab Saudi lebih panas dari di tanah air. Responden yang pernah sakit karena kepanasan/kekurangan cairan sebanyak 81 orang (27%) dengan lebih dari setengahnya adalah perempuan sebanyak 55,4%, pernah dirawat di BPHI dengan heat stroke sebanyak 1 orang (0,3%),