Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gejala Gangguan Otot Rangka pada Pekerja Pengelasan PT Buana Megah Teknik 2020

Aldona Feronicha Sihotang, Sariah

  • Aldona Feronicha Sihotang STIKES Persada Husada Indonesia
  • Sariah Sariah STIKES Persada Husada Indonesia
Kata Kunci: penyakit akibat kerja, gejala gangguan otot rangka, pekerja pengelasan

Abstrak

Latar Belakang: WHO melaporkan Musculoskeletal Disorder’s (MSDs) adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak terjadi dan diperkirakan mencapai 60% dari semua penyakit akibat kerja. Sedangkan di Indonesia pada tahun 2013, angka prevalensi gangguan muskuloskeletal berdasarkan gejala yang ada yaitu sebesar 24,7%. Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan pendekatan analitik. Variabel terikat adalah gejala gangguan otot rangka (MSDs), dengan variabel bebas yaitu faktor karakteristik (usia dan lama bekerja), faktor fisik (postur janggal, beban dan frekuensi), dan faktor psikososial (dukungan sosisl dan tuntutan kerja). Populasi sebanyak 250 orang. Pengambilan sampel dengan rumus Slovin dan diperoleh hasil sebanyak 71 responden. Pemilihan sampel secara random sederhana. Pengambilan data menggunakan kuesioner Job Content Quesionare (JCQ) dan Nordic Map Quesionare (NMQ). Analisis data univariat secara deskriptif. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan nilai alfa sebesar 0,05 dan derajat kepercayaan 95%. Mayoritas responden berumur 26–30 tahun (36,6%), bekerja <8 jam (93 %).  Memiliki postur janggal (69%), dengan beban kerja ringan (66,2%), frekuensi rendah (57,7%). Selain itu memiliki dukungan sosial yang rendah (77,5%) dan memiliki gejala gangguan otot rangka (71,9%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 7 variabel bebas yang dihubungkan dengan gejala gangguan otot rangka hanya satu variabel yang bermakna yaitu postur janggal (p=0,022).

Diterbitkan
2021-04-15

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##

1 2 > >>